________beni guntarman
masih berkibar
gorden jahitan ibu
akhir desember
mengadu kepadamu, ibu
lewat jendela hari yang berputar ke masa silam
betapa waktu telah melaju sedemikian pesatnya
burung garuda pun bingung mencari di mana rumahnya
lalu kutatap pemandangan luas di luar sana
bukit separuh gundul masih menyisakan kehijauan
pada hamparan tanah merah bercampur bauksit itu
beton-beton bertumbuh layaknya pepohonan
di sisinya, sebuah danau kecil airnya tampak menghitam
dulu, sering kudengar indahnya kicauan burung itu di sini
tentang kemerdekaan hidup bagi segenap anak negri
di luar kungkungan sangkar emas kemajuan pembangunan
paruhnya yang gagah itu menatap lantang ke langit biru
kemerduannya melingkupi untaian zamrud di khatulistiwa
tapi itu dulu, sekarang kutatap lagi bola mentari di pagi ini
betapa garangnya ia menatapku, seperti kemarahanmu, ibu
dan sungai-sungai pun kini bebas meluapkan amarahnya
meski itu tentang butanya mata hati peradaban timur
tetang matinya cahaya rembulan di dalam dada paku bumi
mengadu kepadamu, ibu
lewat jendela yang terbuka lebar di masa kini
mentari yang dulu merupakan perwujudan rasa kasihmu
karena gerhana fajar yang sangat kabur batas-batasnya
maka kini ia berubah menjadi seperti separuh rembulan
mungkin hatinya telah remuk diracuni oleh kemunafikan
namun ia tetap menggantung di batas timur dan barat
tetap dalam nada kebangsaan seperti dulu yang kau ajarkan
meski tatapanya kini
membelakangi kepala garuda yang selalu menoleh ke kanan
____Batam, 21 Desember 2016