SENANDUNG DUA MUSIM


#1

sekarang musim penghujan tiba

awan mendung melingkup senja

ratapan ini terdengar begitu memilukan;

suara hati si burung ruak ruak

 

#2

bercampur aduk bunga di taman

semuanya mekar

haruskah keindahannya memudar;

dalam ratap rindu si burung pungguk

 

#3

dalam tatapan ribuan bintang ini

tiada tanda-tanda yang meramalkan

seberapa lama lagi jati harus bersabar;

menanti akhir kemarau panjang

 

#4

angin datang dari waktu ke waktu

membawa awan mendung dari jauh

membawa kesempatan bagi pungguk;

beristirahat dari meratapi bulan

 

#5

tidak ada yang datang dan melihat

keindahan bunga liar yang putih ini

menemani selembar daun ketapang;

yang melambai sendirian di pohon

 

#6

bagai sembilu yang menyayat hati

suara rintihan jangkrik ini

terdengar dari dalam kuburun tua;

di bawah pohon randu yang gundul

 

#7

telah menghilang keempat sisinya

gubuk reyot di langit malam

dalam selimut putih yang sempurna;

asap gambut yang tak kunjung padam

 

#8

hujan deras malam ini;

pikiran datang dan ada kesepian

larut dalam suara ketukannya di atap

lamunanku mengalir seperti sungai

 

#9

dalam derasnya hujan pertama ini

sampah menyumbat saluran kota

jalanan macet dan banjir;

bakung mekar sendiri di tepi jalan

 

#10

serumpun  bambu bertemu ranting

saat angin puting beliung datang beradu

kesetiaan dan pengkhianatan;

tetap kokoh berdiri setelah badai

 

#11

musim penghujan berlalu;

ratap tangis tonggeret terdengar di pohon

jalan setapak terlihat terang sekarang

saatnya mencari madu di hutan

 

#12

benalu benalu kemiskinan ini;

melilit dan menjerat induk semangnya

tikus-tikus berkembang biak

rayap bertumbuh sayap menjadi laron

 

#13

tertimpa ranting  

anggrek putih di tangkainya jatuh

meluncur cepat dan mendarat;

di dasar sumur tua yang gelap

 

#14

setiap hari halaman ini selalu disapu

namun selalu saja ada dedaun yang gugur

ketika kulihat ke atas;

daun ketapang telah berubah warna

 

#15

dalam hembusan angin timur

dedaun cemara kering jatuh berderai

seiring kepak sayap burung melintas senja;

menyusuri sungai menuju pulang

 

#16

kacang-kacangan ini melilit kaki

merambat menindas sekelilingnya

jalan setapak menuju ke mata air;

bunga putih mirip kupu-kupu di sana sini

 

#17

anggrek liar merambat dan rapat

diselingi rerumput dan pohonan besar

seluas padang di lereng bukit ini;

bunganya yang hitam menatapku

 

#18

bunyi gemersik ranting;

berhenti berkicau di ujung meranti yang tinggi

murai memiring-miringkan kepalanya

dan berkicau lagi mencerah pagi

 

#19

bulu berkilau memantulkan cahaya bulan

musang bergegas melompat dari atap

matanya mencorong dan harum pandan;

ke dalam semak yang gelap

 

#20

hujan campur angin sepagi ini

rimbun ranting kersen terangkat ke atas

tersingkap bawah daun dan putih bunga;

seekor burung menggigil kehujanan

 

#21

dari celah rimbun daun kelengkeng

cahaya matahari pagi menerobos masuk

jatuh ke kolam yang jernih airnya;

sebening bunyi tonggeret di pepohonan

 

#22

di persawahan yang sunyi dan gelap;

suara sekawan belibis liar berpesta

terbawa angin malam

terdengar jelas di dalam gubuk ini

 

#23

ah ulat bulu hitam yang cantik ini

setelah melahap pucuk daunan katu

hingga perutnya membuncit besar;

duduk semedi menunggu sayapnya

 

#24

dekat jembatan di ujung desa

kerbau mendengus berbelok arah

di sisinya yang landai sungai menyusut;

berkubang lumpur

 

#25

menongol kepala

dari kantong yang berayun di seduduk

seekor ulat dengan mata besarnya;

mengintip pagi

 

******

Tinggalkan komentar